Blog ini berisi coretan kisah dari Els.. Berisi curhatan, pengalaman, catatan inspirasionals Els :) Happy Reading :) God bless :)
Wednesday, April 4, 2012
Letters to God...
4 April 2012, saya menonton sebuah film yang sangat menyentuh saya dan membawa saya menyadari keberadaan saya sebagai manusia yang sangat lemah tanpa pertolongan Tuhan.
Tyler seorang anak yang menderita kanker dan harus menjalani sisa hidupnya untuk berobat dan berharap.
Entah mengapa hingga ia menjadi anak yang begitu kuat untuk menjalani hidup seperti yang dialami Tyler. Dalam kesakitan yang amat menyiksa, dalam keterbatasan yang dihadapi, ia mampu begitu optimis, begitu kasih, dan begitu percaya akan kuasa Tuhan. Tak sedikit pun ia mengeluh atas apa yang terjadi dalam hidupnya..
Banyak hal yang dapat kita pelajari dari kisah Tyler dalam film "Letters to God" yang merupakan kisah nyata dari seorang anak bernama Patrick Tyler.
1. Hidup Meneladani Yesus.
Semua orang akan mudah mengatakan hidup meneladani kasih Yesus ketika ia berada dalam kondisi yang sangat baik, sukacita, dan damai. Tapi bagaimana jika kita berada dalam situasi di mana kenyataan tak seindah yang diimpikan, dan apa yang terjadi dalam hidup kita membawa perubahan kepada sekitar, menjadi batu sandungan atau bahkan menbawa 'penderitaan' kepada orang lain? Dapatkah kita tetap meneladani hidup seperti yang sudah Yesus ajarkan kepada kita..
Hidup Tyler melakukannya! Bayangkan, dalam kesakitannya, ia mampu untuk tetap mengasihi Tuhan. Tidak semua orang mampu tetap mengasihi Tuhan dikala ia memiliki pergumulan yang sangat berat. menghadapi maut sekalipun.
Ia mampu untuk melihat pekerjaan yang sedang Tuhan rancang dalam hidupnya, dalam hidup keluarganya, dalam hidup teman - temannya, dalam hidup semua orang. Dikala teman - temannya menunjukkan penolakan kepadanya karena sakit yang ia derita, ia tetap menunjukkan kasih Tuhan kepada mereka. Seperti hal yang dilakukan Yesus kepada Yudas yang menjual-Nya, Ia tetap mengasihi Yudas. Ia tetap mengasihi kita, dikala kita tidak mengasihi Dia, dikala kita menyerahkan-Nya kepada maut sekalipun.
2. Hidup Dalam Iman.
Iman yang besar memancarkan bagaimana kita hidup dalam Tuhan. Iman bukan hanya ketika kita percaya akan keberadaan Tuhan, bukan hanya kita percaya Tuhan itu ada walaupun kita tidak melihat-Nya. Iman memiliki arti jauh lebih dalam daripada itu. Menurutku, iman adalah suatu keyakinan dalam diri yang tidak lagi dapat diungkapkan dengan kata - kata akan sesuatu yang terlihat tidak lagi mungkin terjadi. Saya pernah mendapat sebuah pesan singkat yang berkata, "ketika dunia berkata "berhentilah". iman membisikkan "coba sekali lagi". Iman adalah bagaimana kita tetap percaya penuh atas karya Tuhan dalam hidup kita meski apa yang kita alami adalah sengsara, kehilangan orang yang sangat kita kasihi, atau bahkan, ketika kita sendiri yang harus berhadapan dengan maut itu sendiri.
Saya pernah mengalami peristiwa yang tak dapat saya deskripsikan dengan kata - kata. Ketika suatu saat saya mengalami kesulitan, saya tidak tahu lagi apa yang harus saya lakukan, saya rasa semua itu di luar batas kendali saya sebagai manusia. Tapi, saya bersyukur, saya tidak down, bahkan saya memiliki semangat untuk melaluinya. Mengapa? karena semuanya terletak pada hati. Hati yang terangkat untuk berbicara langsung kepada Tuhan, meminta kekuatan dan TRUST HIM! only that!Iman adalah percaya bahwa HANYA TUHAN YESUS, tak ada yang lain yang mampu..
3. Belajar Peka Mendengar atau Mengerti Kehendak Tuhan
Ketika Brady, pengantar pos Tyler menerima surat - surat Tyler yang ditujukan kepada Tuhan. Mengapa? dan apa yang harus ia perbuat dengan surat - surat itu? Karena keherananya, ia dituntun Roh Kudus untuk menemui seorang pendeta yang ada di daerah tempat tinggal Tyler. Di situ, pendeta mengatakan bahwa Brady sedang ada dalam misi Allah. Walaupun dalam keragunanya, dalam rasa tidak percaya kepada Tuhan, dengan hidupnya yang semerawutan, kita bisa melihat bahwa Tuhan tidak hanya memilih orang yang memiliki hidup yang benar untuk menjalankan misi-Nya, tetapi karena kasih dan kemurahan-Nya, Dia juga mau memilih kita, setiap orang, untuk turut serta dalam misi penyelamatan-Nya.
Mungkin selama ini, dalam hidup kita ada kejadian - kejadian yang tidak dapat kita mengerti, kita tidak tahu langkah apa yang harus kita lakukan... Seperti yang dilakukan Tyler dan Brady, Come to Jesus! Jangan pernah putus asa ketika saudara dan saya mengalami hal yang tidak mengenakkan.. Jika kita berjalan bersama Tuhan dan menempatkan Dia sebagai Juru Kemudi kita, di ujung jalan sana ada kemenangan. Entah dalam rupa apapun kemenangan itu. Kalaupun kita harus 'mati', hendaklah kematian itu membawa dampak positif bagi kita orang yang ada di sekitar kita.
4. Kita adalah Pejuang Allah
Yup, kita semua adalah pejuang - pejuang Allah. Saudara dan Saya! Luar biasa bukan? Seperti yang selama ini sudah dibilang - bilang, hidup adalah perjuangan. Hidup adalah perlombaan dan perjuangan, perlombaan itu akan berakhir ketika kita sudah sampai di garis finish.
menjadi pejuang - pejuang Allah itu gak mudah. Namanya aja pejuang, berarti kita melawan sesuatu. apapun itu, kuasa jahatlah, keinginan daginglah, sakit penyakitlah, bahkan dunia yang selalu ingin menjauhkan kita dari kasih Bapa. Jangan takut menjadi pejuang Allah, karena saat Dia naik ke sorga 2.000 tahun yang lalu, Dia udah ngasih kita semua Roh Penolong, Roh Penghibur untuk senantiasa mendampingi dan menguatkan kita sampai kelak Yesus datang lagi :)
Sebenarnya masih begitu banyak yang dapat kita pelajari dari Kisah Tyler dalam Letters to God. Jika Tuhan berkehendak, dilain waktu, saya akan melanjutkannya..
Tuhan berkati! :)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Hemm..jadi berkaca-kaca aku bacanya..nahan perihnya cahaya monitor yg makin hari makin ganas masuk ke mataku ini..he..he..he..canda low Yun.
ReplyDeletehem, filmnya keren. Kisah nyata...dan jadi kepikiran bahwa hidup kita bisa banget dibuat film. Mungkin gak semua kisah hidup kita tapi salah satu aja, pasti bisa jadi inspirasi buat orang lain.
Kalo ttg point2 yg Yuni tulis ya, sudah mencakup semuanya...aku mah setuju aja. Hanya saja, bener2 butuh ketulusan ya, ketika kita beda (baca: sakit) dengan yang lain. Sering aku nemuin orang2 sakit justru punya semangat mengahargai hidup dgn total. Tapi kita gak perlu sakit dulu kan buat bisa menghargai hidup.
Malah, jusutru pas kita sehat maka kita bisa total menghargai hidup. Misalnya kuliah dengan serius & fokus, trus pelayanan di kampus ato greja, kalo punya adik KTB ya jagain adik2nya agar semakin bertumbuh di dalamNYA, trus kalo dah punya pacar kita bisa mengisi pacaran kita bukan hanya ha...ha..ha..ato hi..hi..hi..ato he...he...he.. aja tapi ngobrol hal2 yang dalam seperti visi hidup, keluarga masing2,manajemen emosi, uang, ayat kesukaan di Alkitab, hasil saat teduh ato PA pribadi,dll...he..he...trus relasi kita dengan papa,mama,kaka, adik,tetangga.dll...bagaimana kita mengahrgai lingkungan, bagaimana panggilan hidup kita...wow, banyak banget ya ternyata yg harus diperjuangkan dalam hidup.
Satu kata buat Yuni dan semua yg baca termasuk yg akan mengcopy (sok PD banget y..:-)) tulisan ini, INTEGRITAS!!