Saturday, April 7, 2012

Jumat Agung yang Mengubahkan

Hari ini hari Jumat, tapi secara khusus diperingati orang Kristen, Katolik sebagai hari Jumat Agung, di mana pada hari ini Yesus disiksa dan disalib di Golgota.
Setiap orang menghayati sengsara Yesus dengan cara yang berbeda - beda. Sekarang saya tidak akan menceritakan cara orang lain, tapi secara khusus, saya akan menceritakan pengalaman yang saya lalui hari ini di Jumat yang Agung :)
Hari ini sejak pukul 6 pagi saya melayani di bidang multimedia berkapasitas sebagai co-mixer (membantu mixer mengarahkan cameraman). Kami bertugas bersama hingga pukul setengah 12 siang. Selama kurang dari 6 jam itu, saya secara pribadi mengalami pergumulan yang menghilangkan rasa damai dalam hati saya.
Selama seminggu ini saya diuji atau mungkin saya jatuh lagi pada trauma masa lalu mengenai hubungan saya dengan seseorang. Dan permasalahan itu ternyata datang dari dalam diri saya sendiri, saya yang belum mampu menerima keberadaan hidup saya, menerima kenyataan yang ada, dan mengampuni diri saya sendiri. Hal ini menyebabkan sampai ibadah kedua, saya belum mampu untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus.
Di Rumah Tuhan, saya diuji secara langsung, apakah memang saya menginginkan adanya pendamaian hati dalam diri saya atau tidak. Saya dipertemukan dengan sosok yang sebenarnya dan jujur, tidak ingin saya temui lagi.
Tapi saya bersyukur ketika saya diuji seperti itu, saya semakin dikuatkan untuk memiliki hati yang semakin kuat. Akhirnya saya berdoa dan memohon ampun. Saya percaya Tuhan mengetahui betapa rapuhnya hati saya, dan saya percaya Dia terus menyertai dan memberikan kekuatan kepada saya untuk melalui setiap tahap pemulihannya. Itu terbukti dengan diberikannya orang - orang yang bersedia menguatkan saya.


Ketika akan perjamuan, kita diperintahkan untuk menyelesaikan permasalahan kita dengan orang lain dulu. Dan itu yang awalnya membuat saya tidak berani untuk perjamuan di awal jam ibadah. Tapi tiba -  tiba dalam hati saya mengatakan, "Saya memang berdosa, saya memang lemah, dan saya tidak akan pernah mampu untuk bisa mengampuni dia, dan saya percaya Tuhan mengetahui itu dan dengan Perjamuan Kudus yang berlangsung, Tubuh yang dilambangkan dengan Hosti dan Darah-Nya dengan Anggur, itulah yang akan menyucikan hati kita, melepaskan pengampunan kepada kita, sehingga kita juga dapat mengampuni orang lain.

Dia hanya butuh niat baik kita untuk kembali pada-Nya, tentang perubahan itu, Dia yang akan mengerjakannya...

Dan benar, ketika usai perjamuan, saya merasa jauh lebih baik :)
usai pelayanan, Tuhan kirimkan saya beberapa orang yang membantu saya menghadapi masalah yang sedang saya gumuli.. ^^


Tuhan baik bangett yaaahh :D

Friday, April 6, 2012

Kamis Putih

Kemarin bagi orang Kristen diperingati sebagai Kamis Putih (satu hari sebelum Jumat Agung). Kemarin saya sempat memasang status BBM, "Kamis Putih = Pakaian Putih, benarkah?" lalu beberapa BBM masuk dari beberapa sahabat gereja saya,  di mana salah satunya mengatakan "yang penting hatinya putih".
Saya sebenarnya tidak begitu mengerti arti Kamis Putih, tapi tadi ketika beribadah, saya mengartikan Kamis Putih sesuai dengan apa yang saya rasakan tadi.

Tadi selama beribadah, saya merasa ini adalah saat yang tepat untuk menyucikan kembali hati yang mungkin selama ini penuh dengan sesak dosa dan ketidakdamaian hati. 
Tadi setelah firman Tuhan, ada prosesi pembasuhan kaki. Hal ini sama seperti yang sudah Tuhan lakukan dulu, membasuh kaki murid - murid-Nya sebelum Ia diserahkan kepada maut (Yohanes 13). 
Dalam bacaan tersebut dikatakan bahwa kita sudah bersih, tapi tidak semuanya bersih, ada yang harus kembali dibersihkan (ini berarti salah satu murid-Nya akan menjual-Nya). 

Timbul pertanyaan, mengapa harus membasuh kaki? Kata Pelayan Firman tadi, itu karena kaki harus dibasuh agar kembali kuat untuk siap berdiri bagi dunia untuk memberitakan kebenaran firman Tuhan. Dan menurutku, benar. Yang akan membawa kita adalah kaki kita. Kaki kita yang akan berdiri tegak menghadapi dunia bagi Tuhan. Kalau kaki kita gak kuat, bagaimana tubuh kita dapat dibawa sampai ke ujung dunia memberitakan kebenaran-Nya? (Amanat Agung -> Matius 28:19)
Harus ada pembersihan langsung kepada "apa" yang harus digunakan.. Seperti halnya  hati  manusia yang selama ini sudah penuh dengan keangkuhan, kebohongan, kenajisan, ketidakbenaran hidup. Hati yang tidak lagi mencerminkan hati Allah itu harus kembali dipulihkan Harus kembali di 'cuci'. Dan satu - satunya Oknum itu adalah Allah, sehingga Ia mengaruniakan kepada kita Anak-Nya yang Tunggal untuk menebus dosa - dosa kita. menyucikan kembali hati kita.  "Firman Tuhan: Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih  seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi  putih seperti bulu domba" (Yesaya 1 :  18).


Lewat karya keselamatan yang telah Ia kerjakan, Ia inginkan kita memiliki hidup yang tertuju pada-Nya, hidup yang berpusat pada kebenaran Kristus. Lewat Kamis Putih ini, biarkan kita memiliki hati yang putih, yang bersih, yang tak bercacat cela untuk datang kepada-Nya, menghayati penderitaan-Nya...
Tuhan  Yesus Kristus telah menyelamatkanmu dan menyelamatkanku.. :)

Wednesday, April 4, 2012

Letters to God...


4 April 2012, saya menonton sebuah film yang sangat menyentuh saya dan membawa saya menyadari keberadaan saya sebagai manusia yang sangat lemah tanpa pertolongan Tuhan.
Tyler seorang anak yang menderita kanker dan harus menjalani sisa hidupnya untuk berobat dan berharap.


Entah mengapa hingga ia menjadi anak yang begitu kuat untuk menjalani hidup seperti yang dialami Tyler. Dalam kesakitan yang amat menyiksa, dalam keterbatasan yang dihadapi, ia mampu begitu optimis, begitu kasih, dan begitu percaya akan kuasa Tuhan. Tak sedikit pun ia mengeluh atas apa yang terjadi dalam hidupnya..


Banyak hal yang dapat kita pelajari dari kisah Tyler dalam film "Letters to God" yang merupakan kisah nyata dari seorang anak bernama Patrick Tyler.


1. Hidup Meneladani Yesus.
Semua orang akan mudah mengatakan hidup meneladani kasih Yesus ketika ia berada dalam kondisi yang sangat baik, sukacita, dan damai. Tapi bagaimana jika kita berada dalam situasi di mana kenyataan tak seindah yang diimpikan, dan apa yang terjadi dalam hidup kita membawa perubahan kepada sekitar, menjadi batu sandungan atau bahkan menbawa 'penderitaan' kepada orang lain? Dapatkah kita tetap meneladani hidup seperti yang sudah Yesus ajarkan kepada kita..
Hidup Tyler melakukannya! Bayangkan, dalam kesakitannya, ia mampu untuk tetap mengasihi Tuhan. Tidak semua orang mampu tetap mengasihi Tuhan dikala ia memiliki pergumulan yang sangat berat. menghadapi maut sekalipun. 
Ia mampu untuk melihat pekerjaan yang sedang Tuhan rancang dalam hidupnya, dalam hidup keluarganya, dalam hidup teman - temannya, dalam hidup semua orang. Dikala teman - temannya menunjukkan penolakan kepadanya karena sakit yang ia derita, ia tetap menunjukkan kasih Tuhan kepada mereka. Seperti hal yang dilakukan Yesus kepada Yudas yang menjual-Nya, Ia tetap mengasihi Yudas. Ia tetap mengasihi kita, dikala kita tidak mengasihi Dia, dikala kita menyerahkan-Nya kepada maut sekalipun. 




2. Hidup Dalam Iman.
Iman yang besar memancarkan bagaimana kita hidup dalam Tuhan. Iman bukan hanya ketika kita percaya akan keberadaan Tuhan, bukan hanya kita percaya Tuhan itu ada walaupun kita tidak melihat-Nya. Iman memiliki arti jauh lebih dalam daripada itu. Menurutku, iman adalah suatu keyakinan dalam diri yang tidak lagi dapat diungkapkan dengan kata - kata akan sesuatu yang terlihat tidak lagi mungkin terjadi. Saya pernah mendapat sebuah pesan singkat yang berkata, "ketika dunia berkata "berhentilah". iman membisikkan "coba sekali lagi". Iman adalah bagaimana kita tetap percaya penuh atas karya Tuhan dalam hidup kita meski apa yang kita alami adalah sengsara, kehilangan orang yang sangat kita kasihi, atau bahkan, ketika kita sendiri yang harus berhadapan dengan maut itu sendiri. 
Saya pernah mengalami peristiwa yang tak dapat saya deskripsikan dengan kata - kata. Ketika suatu saat saya mengalami kesulitan, saya tidak tahu lagi apa yang harus saya lakukan, saya rasa semua itu di luar batas kendali saya sebagai manusia. Tapi, saya bersyukur, saya tidak down, bahkan saya memiliki semangat untuk melaluinya. Mengapa? karena semuanya terletak pada hati. Hati yang terangkat untuk berbicara langsung kepada Tuhan, meminta kekuatan dan TRUST HIM! only that!Iman adalah percaya bahwa HANYA TUHAN YESUS, tak ada yang lain yang mampu.. 




3. Belajar Peka Mendengar atau Mengerti Kehendak Tuhan
Ketika Brady, pengantar pos Tyler menerima surat - surat Tyler yang ditujukan kepada Tuhan. Mengapa? dan apa yang harus ia perbuat dengan surat - surat itu? Karena keherananya, ia dituntun Roh Kudus untuk menemui seorang pendeta yang ada di daerah tempat tinggal Tyler. Di situ, pendeta mengatakan bahwa Brady sedang ada dalam misi Allah. Walaupun dalam keragunanya, dalam rasa tidak percaya kepada Tuhan, dengan hidupnya yang semerawutan, kita bisa melihat bahwa Tuhan tidak hanya memilih orang yang memiliki hidup yang benar untuk menjalankan misi-Nya, tetapi karena kasih dan kemurahan-Nya, Dia juga mau memilih kita, setiap orang, untuk turut serta dalam misi penyelamatan-Nya.
Mungkin selama ini, dalam hidup kita ada kejadian - kejadian yang tidak dapat kita mengerti, kita tidak tahu langkah apa yang harus kita lakukan... Seperti yang dilakukan Tyler dan Brady, Come to Jesus! Jangan pernah putus asa ketika saudara dan saya mengalami hal yang tidak mengenakkan.. Jika kita berjalan bersama Tuhan dan menempatkan Dia sebagai Juru Kemudi kita, di ujung jalan sana ada kemenangan. Entah dalam rupa apapun kemenangan itu. Kalaupun kita harus 'mati', hendaklah kematian itu membawa dampak positif bagi kita orang yang ada di sekitar kita.




4. Kita adalah Pejuang Allah
Yup, kita semua adalah pejuang - pejuang Allah. Saudara dan Saya! Luar biasa bukan? Seperti yang selama ini sudah dibilang - bilang, hidup adalah perjuangan. Hidup adalah perlombaan dan perjuangan, perlombaan itu akan berakhir ketika kita sudah sampai di garis finish. 
menjadi pejuang - pejuang Allah itu gak mudah. Namanya aja pejuang, berarti kita melawan sesuatu. apapun itu, kuasa jahatlah, keinginan daginglah, sakit penyakitlah, bahkan dunia yang selalu ingin menjauhkan kita dari kasih Bapa. Jangan takut menjadi pejuang Allah, karena saat Dia naik ke sorga 2.000 tahun yang lalu, Dia udah ngasih kita semua Roh Penolong, Roh Penghibur untuk senantiasa mendampingi dan menguatkan kita sampai kelak Yesus datang lagi :)




Sebenarnya masih begitu banyak yang dapat kita pelajari dari Kisah Tyler dalam Letters to God. Jika Tuhan berkehendak, dilain waktu, saya akan melanjutkannya..
Tuhan berkati! :)