Harus menjalani sesuatu yang bukan dari hati kita
memang bukan perkara mudah. Aku suka
melakukan segala sesuatu menurut hatiku, entah itu benar atau tidak, tapi
ketika kita melakukan sesuatu dengan hati kita, susah, buruk, bahagia, senang,
bahkan air mata yang akan terjadi tidak akan pernah sesesak saat itu terjadi
ketika bukan terjadi dari hati….
Saya memiliki impian untuk memiliki usaha, menjadi
pengusaha independen, tidak tergantung pada orang lain (ya walau kita tetep
disebut makhluk sosial yang tentu tetap membutuhkan orang lain), tapi aku lebih
suka apabila masa depanku ditentukan dengan hasil usahaku, bukan kehendak orang
lain..
Sampai saat ini, saya telah mencoba berbagai usaha
yang jatuh bangun, usaha yang membosankan, usaha yang saya lepas, dan
sebagainya.. Dan sampai pada titik ini, saya harus mengebelakangi ego saya
untuk membahagiakan orang tua. Orang tua saya berasal dari latar belakang PNS
(Pegawai Negeri Sipil) daan tentu saja mereka beranggapan bahwa menjadi PNS
seperti mereka merupakan jalan terbaik bagi masa depan anak-anaknya. Atau
paling tidak memiliki pekerjaan tetap di suatu tempat. Ya, saat ini saya harus
menuruti mau orang tua saya. Saya tidak ingin menunda-nunda membahagiakan
mereka lagi. Hampir dua tahun saya habiskan dengan ego saya.
Beberapa saat lagi saya akan meninggalkan kota
Jogja dan harus mencoba peruntungan saya di Papua. Entah mengapa ini begitu
berat bagi saya. Kemarin saya di Papua selama 4 bulan lebih dan saya tidak
merasa seperti seberat sekarang. Hati saya begitu berat, sehingga berdampak
pada kesehatan tubuh saya sendiri. Saya berat meninggalkan Jogja, meninggalkan
rumah, meninggalkan pasangan saya di Jakarta :’( dan tentu saja berat
meninggalkan Jessen, Juvi, Juon, Twinkle, peliharaan saya di Jogja. Ini begitu
berat, bahkan saya percaya tak ada yang dapat benar-benar merasakan ini.. Aku
tidak ingin meninggalkan semua ini… Mereka kebahagiaanku selama ini… tapi sekali
lagi, saya tidak bisa egois lagi. Saya memilih untuk tetap melanjutkan rencana
untuk pindah ke Papua… Walau berat.
Saya masih sangat berharap untuk bisa tetap di
sini, melanjutkan mimpi saya sebagai pengusaha, mandiri, memiliki usaha yang
dapat menjadi berkat bagi orang lain lewat lapangan pekerjaan usaha saya.. Saya
berharap ini dapat menjadi langkah baru bagi kehidupan saya, keluarga saya..
Semoga saya bisa tetap membahagiakan orang tua saya dengan tetap memegang mimpi-mimpi
saya.. Yaaa, Tuhan jua yang mengerti hatiku ini… Tuhan jua yang akan
menyempurnakan semua rencana-rencana ini..